Senin, 27 April 2015

Uraian Pembelajaran Pedagogi



PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEDAGOGI

KELOMPOK 7 :
Ketua kelompok : Dinda Sundari                               131301089

NovildaAzizi                          131301125

Belajar Kreatif Mengasikkan
(BAKMI)

A.      Pendahuluan
Dewasa ini semakin banyak anak-anak yang bermain dengan gadget. Gadget menjadi hal yang utama/terpenting bagi mereka. Selain gadget, televisi juga menjadi hal yang terpenting bagi anak-anak. Anak-anak merasa tidak tenang jika dalam sehari tidak bermain gadget ataupun menonton televisi. Hal itulah yang membuat anak menjadi kurang kreatif. Seharusnya anak-anak yang berusia 8-9 tahun itu masih bermain de ngan mainan tradisional, bukan bermain gadget atau pun menonton tv. Dengan itu kita perlu memberi pengajaran tambahan pada anak untuk membuat mainan sendiri atau aneka kreativitas tertentu agar tingkat kreativitas mereka berkembang.
Kreativitas merupakan salah satu hal yang telah dibawa sejak lahir oleh setiap individu. Namun, tingkat kreativitas itu sendiri berbeda-beda setiap individunya. Banyak faktor yang membuat tingkat kreativitas tersebut. Kita, sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab juga perlu memberi tahu anak bahwa sesuatu yang sudah jadi tentu dapat kita buat menjadi sesuatu hal yang baru. Dengan begitu tingkat kreatif anak dapat berkembang.
Berdasarkan uraian di atas kelompok memiliki pengalaman tersendiri terhadap fenomena yang telah dipaparkan. Untuk itu kelompok memilih tema pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas anak. Selain itu,  kelompok memiliki harapan agar pembelajaran ini dapat memicu anak untuk lebih meningkatkan kreativitas mereka.

B.       Landasan Teori

Adapun landasan teori yang digunakan oleh kelompok yaitu pendekatan kreativitas empat P :
1.      Person
Kreativitas merupakan ungkapan keunikan dari individu dalam interaksinya dengan lingkungannya. Secara umum mengatakan bahwa setiap individu memiliki kreativitas masing-masing
2.      Press
Bakat kreatif individu akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya maupun dorongan kuat dalam diri individu tersebut
3.      Proses
Untuk mengembangkan kreativitasnya, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Inilah salah satu alasan mengapa kelompok memberikan pengajaran kreativitas
4.      Produk
Merupakan hasil yang diperoleh ketika anak sudah berkreativitas.
Selain itu, kelompok juga menggunakan dasar teori Vygotsky , dikarenakan pengajaran yang dilakukan menggunakan metode ZPD (Zone of Proximal Development).
Metode ZPD (Zone of Proximal Development) yaitu istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Jadi, batas bawah dari ZPD adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan oleh anak seorang diri. Batas atasnya adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan yang dapat diterima anak dengan bantuan dari instruktur yang mampu.
C.       Pelaksanaan
Setelah postingan sebelumnya membahas tentang konsep pelaksanaan, maka berikut akan diuraikan mengenai pelaksanaan kegiatan belajar pedagogi.
·         Hari Pertama : Membuat Bola Cracker
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 27 Maret 2015 / 10:00-12:00
Alat dan Bahan :
-          Cracker
-          Susu cair
-          Coklat batang
-          Heater
-          Mangkok aluminium
-          Freezer
-          Coklat warna-warni
Uraian Kegiatan :
Pada awalnya kelompok janjian di rumah salah satu anggota kelompok kami yaitu Yuha Nuraini pada tanggal 27 Maret 2015 hari Jumat jam 10 pagi. Pada saat kami berkumpul, adik-adik tersebut sudah datang terlebih dahulu. Adik-adik itu terdiri dari 4 orang yaitu Dita, Caca, Dedek dan Reyhan. Kami berkumpul di ruang tamu rumah Yuha. Awalnya, kami berkenalan terlebih dahulu, lalu meletakkan alat dan bahan yang diperlukan di dekat adik-adik tersebut. Mereka bertanya-tanya, “Itu apa kak ?” Kemudian kami menjelaskan. Kami meletakkan bola cracker coklat yang sudah jadi untuk digunakan sebagai contoh untuk dikerjakan oleh adik-adik. Lalu alat dan bahan dibagikan secara merata.
Pembuatan bola cracker dimulai dengan beberapa anggota kelompok mencairkan coklat batangan, sementara mencairkan coklat, sebagian lagi mengajarkan adik-adik untuk  memecahkan cracker. Lalu setelah cracker-nya hancur, anggota kelompok memberitahu agar menuangkan susu cair kedalam adonan cracker agar bisa membentuk bulatan-bulatan. Sebelumnya kegiatan ini sudah dicontohkan terlebih dahulu kepada adik-adik. Setelah semua adonan berbentuk bola-bola, anggota kelompok memberi contoh kembali untuk melumuri bola tersebut dengan coklat yang telah dicairkan. Kemudian, memberi hiasan coklat warna-warni di atasnya. Lalu, bola-bola yang sudah jadi itu dimasukkan ke dalam freezer. Sembari menunggu bola tersebut jadi, kami mengajak adik-adik itu bercerita tentang pengalamannya membuat bola crecker, bercerita tentang sekolahnya dan lain-lain.
Setelah selesai, kami membungkus bola-bola cracker tersebut dan membagikannya sesuai dengan yang mereka kerjakan. Selanjutnya, kami berjanji berkumpul kembali di rumah Yuha pada tanggal 4 April 2015 untuk mengerjakan aquarium mini.
Kendala kegiatan :
-          Coklat yang terlalu lama ditim menyebabkan susah pelumuran coklat
-          Awalnya menggunakan susu cair, namun diubah menjadi susu kental
-          Coklat yang tidak menyatu dengan adonan

·         Hari Kedua : Membuat mini akuarium
Waktu Pelaksanaan : Jumat, 3 April 2015 / 10:00-12:00
Alat dan bahan:
-          Kotak sepatu
-          Kertas manila biru
-          Gunting
-          Origami
-          Plastik mika
-          Double tip
-          Karton ubi
-          Aksesoris
Uraian kegiatan :
Pada awalnya, anggota kelompok berjanjian untuk berkumpul di rumah salah satu anggota kelompok pada pukul 10.00 WIB. Seluruh anggota kelompok datang tepat waktu. Adik-adiknya juga datang tepat waktu, bahkan ada adik yang datang terlalu cepat karena sudah terlalu semangat. Adik-adik tersebut ada yang diantar oleh orang tuanya, ada juga yang dijemput oleh Yuha. Tepat pukul 10.00 WIB, anggota kelompok memulai kegiatannya. Kegiatan tersebut dimulai dengan anggota kelompok bertanya kepada adik-adik sudah pernah atau belum membuat kotak aquarium mainan dan kelompok juga menunjukkan contoh kotak aquarium mainan yang sudah jadi. Kelompok juga bertanya kepada adik-adik mau atau tidak membuat aquarium mainan seperti itu. Lalu adik-adik menjawab dengan semangat untuk membuat aquarium mainan tersebut. Adik-adik berebutan untuk mendapatkan alat dan bahan tersebut karena tidak sabar menunggu kelompok membagi alat dan bahannya. Kelompok pun berusaha untuk menenangkan adik-adik dan meminta adik-adik untuk bersabar menunggu alat dan bahan dibagikan. Adik-adik juga dibebaskan untuk memilih warna kertas origami untuk membuat ikan mainan, rumput mainan, serta batu aquarium mainan. Setelah semua alat dan bahan sudah dibagi kepada keempat anak, kelompok pun memberitahu anak-anak apa yang harus dilakukan pertama kalinya untuk membuat aquarium mainannya.
Pembuatan aquarium tersebut dimulai dengan menggambar ikan pada kertas origami. Kelompok juga membebaskan adik-adik untuk menggambar ikan yang diinginkan. Anggota kelompok masing-masing mendampingi keempat adik dalam proses pembuatan aquarium mainan ini. Anggota kelompok juga membantu adik-adik untuk membuat ikan yang cantik dan menarik. Setelah menggambar ikan pada kertas origami, adik-adik juga menebalkan pinggiran gambar ikan supaya terlihat lebih bagus. Setelah itu, gambar ikan tersebut digunting sesuai dengan pola yang sudah digambar. Kemudian adik-adik memberikan hiasan pada tubuh ikan supaya terlihat lebih menarik, seperti mata mainan dan potongan kertas untuk badannya yang menimbulkan corak warna dari tubuh ikannya. Setelah membuat ikan, anggota kelompok pun meminta adik-adik untuk membuat rumput mainan. Awalnya adik-adik bingung harus membuat rumput yang seperti apa, lalu anggota kelompok pun memberi contoh dan menunjukkan kepada adik-adik. Adik-adik segera menggambar rumput di kertas origami yang berwarna hijau. Kemudian adik-adik mengguntingnya dan menempelkannya pada kertas karton ubi, lalu mengguntingnya sesuai dengan gambar rumput. Setelah membuat rumput mainan, adik-adik pun membuat batu mainan aquarium yang terbuat dari kertas origami warna-warni yang digulung-gulung seperti bentuk batu. Setelah ikan, rumput, dan batu mainan selesai, adik-adik pun menempelnya pada kotak sepatu dengan background kertas manila berwarna biru yang seakan seperti air, yang sudah disediakan oleh anggota kelompok. Tidak semua ikan ditempel pada kotak sepatu, ada juga ikan yang digantung dengan benang. Sehingga ikan-ikan tersebut dapat digeser-geserkan, seakan ikan tersebut berenang di dalam kotak aquarium.
Setelah semua sudah selesai maka anggota kelompok meminta kepada adik-adik untuk menunjukkan hasil karya merekamdan hasil karya mereka didokumentasikan kelompok. Adik-adik terlihat senang sekali melihat kotak aquarium hasil buatan mereka. Setelah itu kelompok menutup kegiatan untuk hari ini dan kelompok juga memberi tahu kepada adik-adik untuk datang kembali pada hari Sabtu, 18 April 2015 pada pukul 15.00 WIB. Untuk menumbuhkan semangat pertemuan selanjutnya, kelompok memberikan informasi tentang sesuatu yang akan dibuat pada pertemuan selanjutnya.
Kendala Kegiatan :
-          Salah satu anggota kelompok lupa membawa kotak yang akan digunakan
·         Hari Ketiga : Membuat gantungan kunci
Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 18 April 2015 / 15:30-17:00
Alat dan bahan:
·         Kain flanel
·         Gunting
·         Besi gantungan kunci
·         Aksesoris
Uraian kegiatan :
Di hari sabtu, semua anggota awalnya membuat kesepakatan hadir di tempat pada jam 3 sore, tetapi karena hujan akhirnya kumpul semua di jam 15.30. Dita dan Dedek sudah datang terlebih dahulu karena mereka sangat semangat, Caca menunggu jemputan Yuha dan Raihan diantar oleh orangtuanya. Ketika semua sudah pada berkumpul, adik-adiknya sudah sangat tidak sabar dan langsung meminta bahan untuk membuat prakarya tersebut. Pada saa awalnya kami sudah menyediakan contoh terlebih dahulu, prakarya seperti apa yang akan dibuat oleh adik-adiknya. Raihan dan Dedek merasa kesulitan saat membuat bentuk dari gantungan kuncinya. Dibandingkan Dita yang lebih kreatif dari yang lainnya, Dita hanya membutuhkan bantuan kami pada saat menyatukan kedua bagian untuk di lem dan diberikan  gantungan kuncinya. Sedangkan Caca sendiri lebih sering melihat pekerjaan Dita, Raihan lebih tenang dan lebih suka mengerjakan tugasnya sendiri dan meminta bantuan sama seperti Dita. Dita lebih dahulu menyelesaikan pembuatan gantungan kunci, kemudian karena kain flannel banyak yang tersisa, Dita kembali membuat sesuatu yang baru dari sisa kain tersebut, Dita menuliskan namanya dan menggunting setiap huruf dari namanya, lalu menempelkan huruf tersebut di kain flannel yang lainnya. Dita membuat sebuah bet nama dan yang lain melihat hasil kerja Dita hingga akhirnya ketiga anak lainnya ikut membuat hal yang sama seperti apa yang sudah Dita buat.
            Hari ini adalah hari terakhir kami mengajarkan, adik-adik juga sudah mengetahui bahwa kami sudah selesai memberikan pengajaran selama 3 hari. Mereka mendapatkan reward atas apa yang telah mereka pelajari dan sebagai tanda terimakasih kami ke mereka. Keempat adik mendapatkan reward yang sama, mereka terlihat sangat bahagia saat mendapatkan hadiah tersebut. Terakhir kami foto bersama dengan hasil karya yang mereka buat pada hari tersebut.
Kendala kegiatan :
·         Tidak ada lem yang memadai untuk menyatukan bahan

D.      Rincian Dana
No
Kebutuhan
Jumlah
Total
Hari
1
Ongkos Pulang-Pergi
6000 x 4
24000
Hari-I
2
Biskuit Unibis
5900 x 3
17700
3
Cokelat batang
15200 x 1
15200
4
Susu coklat
2000 x 4
8000
5
Coklat warna-warni
500 x 4
2000
6
Ongkos Pulang-Pergi
6000 x 4
24000
Hari-II
7
Kertas manila
2000 x 5
10000
8
Gunting
6000 x 1
6000
9
Double tape
3000 x 1
3000
10
Sampul Plastik
7000 x 1
7000
11
Mata mainan
3000 x 1
3000
12
Lem FOX
9000 x 1
9000
13
Ongkos Pulang-Pergi
6000 x 4
24000
Hari-III
14
Gantungan kunci
3000 x 1
3000
15
Kain Flanel
3000 x 6
18000
16
Double Tape
2200 x 1
2200
17
Reward
15000 x 4
60000
18
TOTAL
236100